Sabtu, 22 Oktober 2011

Nasib Seorang Bocah

Sebagaimana cerita sebelumnya Hari Ulang Tahun Kota Magelang, banyak pertanyaan besar yang ingin aku sampaikan ke Nasib, namun aku selalu takut akan menyinggung perasaan Nasib. Aku selalu berharap dia mau melanjutkan ceritanya.
Dan hari itu pun tiba, dia melanjutkan ceritanya ketika kami dipertemukan dalam malam takbiran. Besok aku akan bertemu Ibu. (kata-kata Nasib mengawali ceritanya). Namun dari nada bicaranya aku menangkap aroma keterpaksaan pada dirinya. Sepertinya kamu berat? keluar dari mulutku. "Dulu waktu kecil aku senang sekali bertemu dengannya, karena Ibu selalu membelikan aku macam-macam dan kasih uang jajan. Kadang dulu selalu merindukan saat-saat itu. Entah karena kangen atau karena pemberian-pemberiannya aku sendiri tidak tahu. Yang pasti aku hanya dapat bertemu dengan Ibu pada waktu-waktu seperti itu. Namun sekarang, semua perasaan itu telah berubah total" Kata-kata Nasib terhenti.

Kata-kata dia melanjutkan "ternyata, karena dia aku jadi berbeda dengan saudara-saudaraku" (menghela nafas). "aku menemukan bukti dari KUA Kecamatan kalau Pa'e telah menceraikan Bu'e jauh sebelum aku lahir" inilah cerita yang aku tunggu-tunggu.

Hari Ulang Tahun Kota Magelang

Guest, suatu keberuntunganku dipertemukan dengan seorang kawan, sebut namanya Nasib (bukan nama sebenarnya). Dalam setiap pertemuan dengannya selalu ada cerita, mungkin lebih pas jika aku sebut Curhat. Bagiku sayang jika kisah nyata ini hanya kupendam sendiri.

Nasib di kampungnya dikenal sebagai seorang yang bisa dikatakan tanggap dengan keadaan, meski kurang aktif dalam gotong-royong namun cukup aktif dalam kegiatan keagamaan maupun sosial. Ketika ada kerja bakti, gotong royong perbaikan rumah tetangga, jarang sekali dia menampakkan hidungnya. Namun, ketika ada kematian, pengajian atau kegiatan keagamaan, bahkan dalam musyawarah-musyawarah kampung tak jarang dia tampil di depan. Hal ini sangat diakuinya, inginnya setiap kegiatan selalu dapat mengikutinya namun terbentur aktifitas yang dianggapnya lebih dipentingkan.

Dibalik pribadi Nasib yang demikian itu ternyata menyimpan kisah hidupnya yang dapat memilukan hati setiap orang, mungkin termasuk Anda!!
Guest, sahabat kita ini dilahirkan bertepatan dengan Hari Ulang Tahun Kota Magelang pada tahun 1983. Dia lahir juga seperti manusia dilahirkan. Juga melalui rahim seorang wanita dewasa, sebut saja nama wanita tersebut dengan Bu'e. Dalam pernikahannya dengan seorang pria, sebut saja Pa'e. Di tahun 1977 dikarunia seorang putra yang kemudian 6 tahun kemudian lahirlah Nasib. Pada 6 tahun berikut lahirlah adik perempuan nya.

Enam tahun sebelum sahabat kita ini dilahirkan, Bu'e telah melahirkan bayi pertamanya berjenis laki-laki. Dan setelah enam tahun sahabat kita dilahirkan, Bu'e melahirkan anak ketiganya berjenis perempuan.

Guest, sampai di sini tidak nampak keanehan pada Nasib, namun siapa sangka Nasib lahir dari rahim seorang janda. Pertanyaan besar : "bagaimana itu bisa terjadi?". Lebih membingungkan lagi ternyata Pa'e tetap berstatus Kawin. Lah noh...