Sebagaimana cerita sebelumnya Hari Ulang Tahun Kota Magelang, banyak pertanyaan besar yang ingin aku sampaikan ke Nasib, namun aku selalu takut akan menyinggung perasaan Nasib. Aku selalu berharap dia mau melanjutkan ceritanya.
Dan hari itu pun tiba, dia melanjutkan ceritanya ketika kami dipertemukan dalam malam takbiran. Besok aku akan bertemu Ibu. (kata-kata Nasib mengawali ceritanya). Namun dari nada bicaranya aku menangkap aroma keterpaksaan pada dirinya. Sepertinya kamu berat? keluar dari mulutku. "Dulu waktu kecil aku senang sekali bertemu dengannya, karena Ibu selalu membelikan aku macam-macam dan kasih uang jajan. Kadang dulu selalu merindukan saat-saat itu. Entah karena kangen atau karena pemberian-pemberiannya aku sendiri tidak tahu. Yang pasti aku hanya dapat bertemu dengan Ibu pada waktu-waktu seperti itu. Namun sekarang, semua perasaan itu telah berubah total" Kata-kata Nasib terhenti.
Kata-kata dia melanjutkan "ternyata, karena dia aku jadi berbeda dengan saudara-saudaraku" (menghela nafas). "aku menemukan bukti dari KUA Kecamatan kalau Pa'e telah menceraikan Bu'e jauh sebelum aku lahir" inilah cerita yang aku tunggu-tunggu.
Kata-kata dia melanjutkan "ternyata, karena dia aku jadi berbeda dengan saudara-saudaraku" (menghela nafas). "aku menemukan bukti dari KUA Kecamatan kalau Pa'e telah menceraikan Bu'e jauh sebelum aku lahir" inilah cerita yang aku tunggu-tunggu.

